Minggu, 21 April 2013

MAKALAH PENGANGGURAN DI KALBAR


TUGAS INDIVIDU
MAKALAH PENGANGGURAN DI KALBAR
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH SOSIOLOGI
DI SUSUN OLEH :
EWIS SUSANTO (F31112011)



JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PRODI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Salah satu masalah sosial yang dihadapi Provinsi Kalimantan Barat adalah masalah penganguran. Pengangguran tidak hanya menjadi masalah sosial di Provinsi Kalimantan Barat, tetapi sudah menjadi masalah sosial di Provinsi-provinsi lain di Indonesia. Khusus di Kalimantan barat banyak sekali faktor yang menjadi penyebab penganguran, seperti : mutu pendidikan, kesiapan tenaga kerja, fasilitas, lapangan pekerjaan, sumber daya manusia yang tidak memadai.  Hal tersebut membuat banyak sekali orang yang tidak mendapatkan kesempatan untuk mendapat pekerjaan. Pengangguran yang tinggi dapat berdampak secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap kemiskinan, kriminalitas, dan masalah-masalah sosial lain yang juga semakin meningkat. Dengan jumlah angkatan kerja yang semakin besar, arus migrasi yang terus mengalir masuk ke Privinsi Kalimantan Barat, serta dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini, membuat permasalahan  pengangguran menjadi sangat besar dan kompleks.
Menurut data terakhir, jumlah penganguran di Kalimantan Barat pada tahun 2010 di perkirakan mencapai ± 101,6 ribu jiwa atau sekitar 4,62 persen dari 2,2 juta jiwa angkatan kerja yang ada di Provinsi Kalimantan Barat. Jika masalah pengangguran yang demikian besar dibiarkan berlarut-larut, maka sangat  besar kemungkinannya untuk mendorong suatu krisis sosial yang berdampak tidak saja menimpa para pencari kerja yang baru lulus sekolah, melainkan juda menimpa orangtua yang dapat kehilangan pekerjaan karena kantor dan pabriknya tutup, sehingga angka penagguran di Provinsi Kalimantan Barat menjadi meningkat.







1.2   Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian pengangguran
2.      Macam-macam pengangguran
3.      Apa faktor-faktor penyebab pengangguran
4.      Apa yang menjadi masalah pengagguran di Provinsi Kalimantan Barat
5.      Apa dampak dari pengangguran bagi Provinsi Kalimantan barat
6.      Sajian data pengangguran di Provinsi Kalimantan barat
7.      Bagaimana cara mengatasi pengagguran di Provinsi Kalimantan Barat

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian ( defenisi ) pengangguran
2.      Untuk mengetahui macam-macam pengangguran
3.      Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab pengangguran
4.      Untuk mengetahui apa yang menjadi masalah pengangguran di provinsi Kalimantan Barat
5.      Untuk mengetahui dampak pengagguran bagi Provinsi Kalimantan Barat
6.      Untuk mengetahui data pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat
7.      Untuk mengetahui cara mengatasi pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat

1.4 Manfaat
Diharapkan  makalah ini dapat memberikan manfaat bagi :
A.   Penulis
Karena dengan dibuatnya tugas makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan bagi si penulis mengenai masalah sosial, khususnya pengangguran.
B.   Rekan-rekan mahasiswa
Karena dengan dibuatnya tugas makalah ini diharapkan dapat berguna untuk rekan-rekan mahasiswa yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai masalah pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat.
Semoga makalah ini juga dapatdimanfaatkan dan dijadikan bahan masukan ataupun bahan pertimbangan dalam pembuatan makalah mengenai masalah pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat selanjutnya.

C.   Masyarakat
      Masyarakat juga dapat menggunakan makalah ini untuk mengetahui fakto-faktor penyebab terjadinya pengangguran, sehingga masyarakat dapat bertindak langsung dalam upaya mengurangi angka pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat.


D.    Pemerintah
Makalah ini dapat menjadi bahan referensi bagi pemerintah untuk mencegak mangkin banyaknya pengngguran. 

BAB II
PEMBAHASAN

Sebelum berbicara tentang pengangguran, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa yang disebut dengan tenaga kerja, angkatan kerja dan usia pekerja yang ditetapkan di Indonesia. Tenaga kerja yaitu penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, antara lain mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga. Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab (petani yang menunggu panen,karyawan yang sedang sakit,dsb). Sedangkan yang dimaksud dengan usia pekerja adalah tingkat umur seseorang yang diharapkan dapat bekerja dan memperoleh pendapatan. Di Indonesia kisaran usia kerja adalah antara 10-64 tahun.
        Kemudian yang disebut sebagai pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.

2.1  Pengertian Pengangguran
Pengertian pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja ( yang berumur 15-64 tahun ) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapat pekerjaan. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya : seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah smp, sma, mahasiswa, perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.



2.2  Macam-macam Pengangguran
Pengangguran sering di artikan sebagai angkatan kerjayang belum berkerja atau tidak berkerja secara optimal. Berdasarkan pengertian di atas, maka pengangguran dapat di bedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1.      Pengangguran terselubung( Disguissed Unemployment ) adalah tenaga kerja yang tidak berkerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
2.      Setangah Menganggur ( Under Enemployment ) adalah tenaga kerja yang tidak berkerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan. Tenaga kerja yang dikatakan setengah menganggur, merupak an tenaga kerja yang berkerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
3.      Pengangguran Terbuka ( Open Unemployment ) adalah tenaga yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Penggangguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha mencari pekerjaan.
Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya :
1.      Pengangguran Konjungtural ( cycle Unempioyment ) adalah penganguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang ( naik-turunnya ) kehidupan perekonomian/ siklus ekonomi.
2.      Pengangguran Struktural ( Struktural Unemployment ) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang pengangguran structural bias di akibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti : akibat permintaan berkurang, akibat kemajuan, dan penggunaan teknologi akibat kebijakan pemerintah.
3.      Pengangguran Friksional ( Frictional Unemployment ) adalah pengangguran yangyang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja. Pengangguran seperti ini sering di sebut pengangguran sukarela.
4.      Pengangguran Musiman adalah pengangguran yang terjadi karena pergantian musimtanam ke musim panen.
5.      Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin.
6.      Pengangguran Siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian ( karena terjadi resesi ). Pengangguran siklus di sebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat.

2.3 Faktor-faktor Penyebab Pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat
Masalah pengangguran tentulah tidak muncul begitu saja tanpa suatu sebab. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran secara global adalah sebagai berikut:

1.    Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.

2.    Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang

3.    Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.

4.    Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.

5.    Budaya pilih-pilih pekerjaan
                             Pada dasarnya setiap orang ingin bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan. Dan lagi ditambah dengan sifat gengsi maka tak heran kebanyakan yang ditemukan di Indonesia bukan pengangguran terselubung, melainkan pengangguran terbuka yang didominasi oleh kaum intelektual (berpendidikan tinggi).

6.    Pemalas
                             Selain budaya memilih-milih pekerjaan,budaya (negatif) lain yang menjamur di Indonesia adalah budaya malas. Malas mencari pekerjaan sehingga jalan keluar lain yang ditempuh adalah dengan menyogok untuk mendapatkan pekerjaan.

7.    Tidak mau ambil resiko
                             “Saya bersedia tidak digaji selama 3 bulan pertama jika diterima bekerja di kantor bapak. Dengan demikian bapak tidak akan rugi. Jika bapak tidak puas dengan hasil kerja saya selama 3 bulan tersebut, bapak bisa pecat saya ”. Adakah yang berani mengambil resiko seperti itu? Saya yakin sedikit sekali. Padahal kalau dipikir-pikir itu justru menguntungkan si pencari kerja selama 3 bulan tersebut ia bisa menimba pengalaman sebanyak-banyaknya. Meskipun akhirnya dipecat juga, toh dia sudah mendapat pengalaman kerja 3 bulan.

Sedangkan Faktor-faktor yang menjadi penyebab pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai berikut :
1.      Mutu pendidikan di Provinsi Kalimantan yang masih rendah menyebabkan sumber daya manusia menjadi sulit bersaing.

2.      Besarnya jumlah angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja (kesenjangan antara supply and demand). Ke tidak seimbangan terjadi apabilah jumlah angkatan kerja lebih besar dari pada kesempatan kerja yang tersedia, sedangkan kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
3.      Struktur lapangan kerja tidak seimbang.
4.      Masih adanya anak yang putus sekolah dan lulus sekolah tetapi tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya yang tidak terserap dunia kerja atau berusaha mandiri karena tidak memiliki keterampilan yang memadai.
5.      Terjadinya pemutusan hubungan kerja ( PHK ) karena krisis global.
6.      Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dengan penyediaan tenaga terdidik  tidak seimbang, dengan demikian apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar dari pada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasanya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dengan yang tersedia. Ke tidak seimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
7.      Terbatasnya sumber daya alam di kota yang tidak memungkinkan lagi warga masyarakat untuk mengelola sumber daya alam menjadi mata pencarian.
8.      Kurangnya informasi.
9.      Tidak adanya system penerimaan publik.
10.  Sulit menerapkan kepintarannya dalam dunia pekerjaan.

2.4 Masalah Pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat
Tingginya angka pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat menjadi salah satu faktor utama rendahnya taraf hidup para penduduk di Provinsi Kalimantan barat. Namun yang menjadi manifestasi utama sekaligus faktor penyebab  rendahnya taraf hidup karena Terbatasnya penyerapan sumber daya, termasuk sumber daya manusia. Pemanfaatan sumber daya yang rendah dikarenakan buruknya efisiensi dan efektivitas dari penggunaan sumber daya, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia.
Dua penyebab utama dari rendahnya pemanfaatan sumber daya manusia adalah karena tingkat pengangguran penuh dan tingkat pengangguran terselubung yang terlalu tinggi dan terus melonjak. Jika hal ini di biarkan terus-menerus maka akan sangat besar kemungkinan angka pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat akan semangkin tinggi. Hal tersebut akan berakibat buruk, dan dapat menyebabkan terjadinya masalah sosial yang semangkin besar di masyarakat, seperti kemiskinan, kriminalitas dan lain-lain.

2.5 Dampak Pengangguran Bagi Provinsi Kalimantan Barat
Pengangguran merupakan masalah pokok dalam suatu masalah pokok dalam suatu masyarakat modern. Jika tingkat pengangguran tinggi, sumberdaya menjadi terbuang percuma dan tingkat pendapatan masyarakat akan merosot. Situasi ini menimbulkan kelesuan ekonomi yang berpengaruh pada  emosi masyarakat dan dalam kehidupan keluarga sehari-hari. Adapun dampak pengangguran terhadap kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat adalah sebagai berikut. Dilihat dari segi ekonomi, pengangguran memiliki dampak sebagai berikut :


1.      Pengangguran menyebabkan turunnya daya beli masyarakat, sehingga akan mengakibatkan kelesuan dalam berusaha.
2.      Pengangguran akan menghambat investasi, karena menurunnya jumlah tabungan masyarakat.
Dari segi sosial, dampak pengangguran adalah sebagai berikut :
1.      Perasaan minder ( rendah diri ),
2.      Meningkatnya angka kriminalitas,
3.      Meningkatnya angka kemiskinan,
4.      Munculnya pengamen, pengemis, anak jalanan, dan
5.      Tingginya anak-anak yang putus sekolah.

2.6 Data Pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat
Jumlah pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2010 diperkirakan mencapai ± 101,6 ribu jiwa dari total jumlah penduduk yang mencapai ±4.393.239 jiwa. Menurut data BPS ( tahun 2010 ), tingkat pengangguran terbuka ( TPT ) tertinggi terjadi di kota Singkawang sebesar 8,05 persen, di susul Kabupaten Pontianak 7,80 persen, Kota Pontianak 7,79 persen. Sementara tingkat pengangguran terbuka ( TPT ) terendah di Kabupaten Melawi sebesar 1,30 persen dan di susul Kapuas Hulu 2,25 persen. Sementara dari sisi jumlah pengangguran, terbesar di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya masing-masing 20,3 ribu jiwa dan 14,7 ribu jiwa, sedangkan paling sedikit di Kabupaten Melawi dan Sekadau, masing-masing 1,27 ribu jiwa dan 2,24 ribu jiwa, Sumber: Badan Statistik Provinsi Kalimantan Barat.

Menurut hasil survei angkatan kerja nasional ( Sakernas ), tingkat partisipasi angkatan kerja ( TPAK )di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 73,17 persen atau sebanyak 2,2 juta jiwa. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK ) terbesar di kabupaten Kapuas hulu sebesar 79,82 persen dan melawi 78,95 persen. Sedangkan tingkat partisipasi angkatan kerja ( TPAK ) terendah di Kota Pontiank sebesar 65,61 persen dan di Kota Singkawang 66,61 persen.
Sementara untuk persentase penyerapan tenega kerja berada di tiga sector, yakni pertanian 60,43 persen; perindustrian 12,39 persen; dan pelayanan 27,18 persen. Menurut data sektor pertanian yang paling tinggi menyerap tenaga kerja, yakni di Kabupaten Landak sebesar 82,33 persen, terendah di Kota Pontinak 5,44 persen. Untuk jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Barat yabg berkerja di sektor formal 27,55 persen, kemudian informal 72,45 persen, sumber BPS Provinsi Kalimantan Barat.

2.7 Cara Mengatasi Pengangguran di Provinsi Kalimanta Barat
Pengangguran ada bermacam-macam, untuk mengatasinya harus di sesuaikan denagn jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut :
1.      Pengangguran struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang di gunakan adalah :
a.       Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
b.      Segera memindahkan tenaga kerja dari sektor yang kelebihan ke  tempat dan sektor ekonomi yang kekeurangan.
c.       Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi lowongan kerja yang kosong .
d.      Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
e.       Menarik investor sebanyak-banyaknya.

2.       Pengangguran friksional
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang di gunakan adalah :
a.       Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya.
b.      Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru.
c.       Menggalakkan pengembangan seckor  informal, seperti home industri.
d.      Menggalakan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal lainnya.
e.       Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bias menyerap tenaga kerja secara langsung maupun utuk merangsang insvestasi baru dari kalangan swasta.






3.       Pengangguran Musiman
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang di gunakan adalah :
a.       Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain.
b.      Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.

4.      Pengangguran Siklus
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang di gunakan adalah :
a.       Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa.
b.      Meningkatkan daya beli masyarakat

5.      Pengangguran Konjungtural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang di gunakan adalah :
a.       Meningkatkan daya beli masyarakat sehingga pasar menjadi ramai dan akan menambah jumlah permintaan.
b.      Mengatur bunga bank agar tidak terlalu tinggi sehingga investor lebih suka menginvestasikan uangnya.

6.      Pengangguran Teknologi
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang di gunakan adalah :
a.       Mempersiapkan masyarakat untuk untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi dengan cara memasukkan materikurikulum pelatihan teknologi di sekolah.
b.      Pengenalan teknologi sejak dini
c.       Pelatihan tenaga pendidik untuk penguasaan teknologi.








BAB III

SOLUSI


Cara mengatasi pengangguran yaitu antara lain dengan:

a.      Wiraswasta
          Selama orang masih tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan tertentu, pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik. Masalah menjadi agak terpecahkan apabila muncul keinginan untuk menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta. Fakta memperlihatkan cukup banyak wiraswasta yang berhasil. Meskipun demikian, wiraswasta pun bukanlah hal yang mudah.

b.      Untuk mendorong pengembangan usaha mandiri, usaha kecil dan usaha keluarga, perlu menyalurkan dana melalui bank seperti BPR dengan tingkat bunga di bawah 15% per tahun.

c.       Untuk membantu usaha keluarga miskin, perlu menyediakan dana pinjaman dengan tingkat bunga cukup menutupi biaya adminstrasi bank, misalnya 7%, yang dapat diperoleh tanpa agunan.

d.      Bantuan kepada keluarga miskin seperti beras untuk si miskin (raskin) sedapat mungkin diganti menjadi penciptaan  kesempatan kerja.

e.       Sejumlah dana bergulir disediakan dan disalurkan untuk usaha-usaha keluarga di sektor informal sehingga dapat menambah penghasilan mereka.

f.       Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja
          Pengangguran terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di negara kita mengingat sejumlah penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu digalakan lembaga yang mendidik tenaga kerja menjadi siap pakai. Yang paling penting dalam pendidikan dan pelatihan kerja itu adalah kesesuaian program dengan kualifikasi yang dituntut oleh kebanyakan perusahaan.

g.      Memperluas kesempatam kerja yang dapat di lakukan dengang dua cara, yaitu sebagi berikut :
1.      Pengembangan industri, truta jenis industri yang bersifat padat karya ( yang dapat menyerap relatif banyak tenaga kerja ).
2.      Melalui berbagai proyek perkerjaan umum, seperti pembuatan jalan, saluran air dan jembatan.
h.      Menurunkan jumlah angkatan kerja
        Ada beberapa cara yang dapat di lakukan untuk menurunkan jumlah agkatan kerja, misalnya dengan program keluarga berencana, program wajib belajar dan pembatasan usia kerja minimum.Meningkatkan kualitas kerja dari tenaga kerja yang ada, sehingga mampu menyesuaikan diri dengan tututan keadaan. Banyak cara yang bias di lakukan, seperti melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, kursus, balai latihan kerja, mengikuti seminar dan yang lainnya. 


BAB IV
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Pengangguran adalah suatu kondisi dimana orang tidak dapat berkerja, karena tidak tersedinya lapangan perkerjaan. Ada berbagai macam pengangguran, misalnya : Pengangguran terselubung(Disguissed Unemployment), Setangah Menganggur (Under Enemployment), Pengangguran Terbuka (Open Unemployment), Pengangguran Konjungtural (cycle Unempioyment), Pengangguran Struktural (Struktural Unemployment), Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment), Pengangguran Musiman, Pengangguran teknologi, Pengangguran Siklus. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya angka penggangguran adalah sebagai berikut : Mutu pendidikan di Provinsi Kalimantan yang masih rendah, Besarnya jumlah angkatan kerja, Struktur lapangan kerja tidak seimbang, Masih adanya anak yang putus sekolah, Terjadinya pemutusan hubungan kerja ( PHK ), Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dengan penyediaan tenaga terdidik  tidak seimbang, Terbatasnya sumber daya ( baik sumber daya alam maupun sumber daya alam ). Tingginya angka pengangguran yang di sebabkan hal-hal tersebut, menjadi salah satu faktor utama rendahnya taraf hidup para penduduk di Provinsi Kalimantan barat. Pengangguran juga bisa berdampak terhadap kehidupan ekonomi, seperti : menyebabkan turunnya daya beli masyarakat, menghambat investasi, serta terhadap kehidupan sosial masyarakat, seperti : Perasaan minder ( rendah diri ), Meningkatnya angka kriminalitas, Meningkatnya angka kemiskinan, Munculnya pengamen, pengemis, anak jalanan dan Tingginya anak-anak yang putus sekolah. Menurut data pengangguran pada 2011 diperkirakan mencapai ± 101,6 ribu jiwa dari total jumlah penduduk yang mencapai ±4.393.239 jiwa. Hal ini sungguh sangat memperhatinkan dan harus segera di atasi dengan : Memperluas kesempatam kerja, Menurunkan jumlah angkatan kerja, Meningkatkan kualitas kerja dari tenaga kerja yang ada dan lain-lain.









3.2 Saran
Sekitar ± 101,6 juta pengangguran di Provinsi Kalimantan barat, bukanlah persoalan kecil yang harus dihadapi oleh pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dewsa ini dan kedepan. Penngangguran itu berpotensi menimbulkan kerawanan berbagai berbagai tindak criminal dan gejolak sosial, politik dan kemiskinan. Selain itu, pengangguran juga merupakan pemborosan yang luar biasa. Setiap orang harus mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian, energi listrik, sepatu, jasa dan sebagainya setiap hari, tapi mereka tidak mempunyai penghasilan. Bisa kita bayangkan berapa ton beras dan kebutuhan lainnya harus disubsidi setiap harinya. Bekerja berarti memiliki produksi. Seberapa pun produksi yang dihasilkan tetap lebih baik dibandingkan jika tidak memiliki produksi sama sekali. Karena itu, apa pun alasan dan bagaimanapun kondisi Provinsi Kalimantan Barat saat ini masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai upaya.
Sering berbagai pihak menyatakan persoalan pengangguran itu adalah persoalan muara. Berbicara mengenai pengangguran banyak aspek dan teori disiplin ilmu terkait. Yang jelas pengangguran hanya dapat ditanggulangi secara konsepsional, komprehensif, integral baik terhadap persoalan hulu maupun muara. Sebagai solusi pengangguran, berbagai strategi dan kebijakan dapat ditempuh sebagai berikut.
Setiap penganggur diupayakan memiliki pekerjaan yang banyak bagi kemanusiaan artinya produktif dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2UUD 1945 dengan partisipasi semua masyarakat Provinsi Kalimantan Barat.Lebih tegas lagi jadikan penanggulangan pengangguran  menjadi komitmen  bersama untuk itu diperlukan dua kebijakan, yaitu kebijakan  makro (umum)  dan mikro (khusus). Kebijakan makro (umum) yang berkaitan erat dengan pengangguran, antara lain kebijakan makro ekonomi seperti moneter berupa uang beredar, tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar yang melibatkan Bank Indonesia (Bank Sentral), fiskal (Departemen Keuangan) dan lainnya. 




Daftar pustaka

Ritonga,MT dkk. 2007. Ekonomi Untuk SMA kelas XI. Jakarta : PT Phibeta Aneka Gama
Prof. Dr. Payaman  J. Simanjuntak, dalam artikelnya “ Pemerintah Baru; Isu Ketenagakerjaan yang Mendesak “ , Media Indonesia Online, 20 Oktober 2004.
http://www.datastatistik.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar